Minggu, 23 Maret 2008

Banjir, Ratusan rumah Di Jember Terendam

Minggu, 23 Mar 2008 | 21:53 WIB


TEMPO Interaktif, Jakarta:Hujan yang mengguyur Kabupaten Jember sejak Jumat (21/3) sore hingga Minggu (23/03), menyebabkan ratusan rumah di Dusun Kraton dan Curahlele Desa Wonoasri Kecamatan Tempurejo masih terendam air. Air bah merupakan luapan dari sungai Desa Curahnongko dan Pondokrejo Kecamatan Tempurejo. Hingga Mminggu (23/03) siang, air setinggi 60 sentimeter masih tetap merendam sedikitnya 201 rumah penduduk di dua dusun di wilayah selatan kota Jember itu.
Pihak Satlak Penanggunlangan Bencana Kecamatan Tempurejo mencatat rumah warga yang terendam air bah mencapai 217 rumah. Sebanyak 201 rumah di Dusun Kraton dan 16 rumah di Dusun Curahlele. Selain merendam ratusan rumah, air bah juga merendam dan merusak sedikitnya 25 hektare tanaman padi siap panen.
Sejauh ini, genangan air di dua dusun itu masih belum surut. Sementara, persediaan bantuan makanan dan obat-obatan dari Pemkab Jember hanya cukup dua hari."Kalau
hujan masih terus turun seperti sekarang, air akan terus merendam rumah warga. Persediaan makanan dan obat hanya cukup sampai 2 hari," kata Camat Tempurejo, Widayaka saat ditemui TEMPO di Posko Banjir Kecamatan Tem purejo, Minggu (23/03) siang.
Banjir disebabkan luapan air sungai dari Desa Curahnongko dan Pondokrejo. Air dari sungai di dua desa tersebut berkumpul jadi satu di sungai Desa Wonoasri. Karena sungai yang melintas di Desa Wonoasri sempit dan dangkal, air bah meluap dan merendam kawasan pemukiman dan pertanian milik warga.
Pada Jumat (21/03) malam hingga Sabtu (22/03) siang, ketinggian air mencapai dua meter. Warga yang rumahnya terendam hingga ketinggian dua meter terpaksa mengungsi
ke rumah tetangga yang tidak tergenang air. Namun tidak sedikit warga yang tetap memilih tinggal di rumahnya. Keluarga P. Muzayyin (35), memilih tidur di "loteng
darurat" yang dibuat dari bambu yang diikat di langit-langit rumah. "Kami takut ada barang yang hilang kalau mengungsi," katanya.
Bahkan jalan desa di Dusun Kraton masih tergenang air ketinggian kini masih mencapai 60 sentimeter. AKibatnya, para petugas harus mendistribusikan makanan dengan mengunakan perahu karet. Ratusan bungkus nasi dengan lauk mi instan dibagikan kepada warga yang tetap bertahan di rumah mereka. Dari pantauan TEMPO, warga yang memilih mengungsi kembali ke rumah mereka di siang hari walaupun rumah mereka masih tergenang air, begitu juga jalan-jalan desa.
Namun untuk pergi dan menuju rumah mereka, para warga harus menggunakan rakit atau "gethek" dari batang pisang.
Sebelumnya, pada pada Rabu (26/12/2007) lalu, sedikitnya 150 rumah warga Dusun Kraton dan Curahlele Desa Wonoasri juga sempat terendam banjir hingga 40 sentimeter.Mahbub Djunaidy


http://tempointeraktif.com/read.php?NyJ=cmVhZA==&MnYj=MTE5NjU3

Tidak ada komentar: