Rabu, 12 Maret 2008

Gigi TKW Dicabuti, Kepala Disiram Lilin Panas

KABAR sedih masih saja datang dari perempuan Indonesia yang mengadu nasib menjadi TKW di negeri orang. Asa memperbaiki hidup, patah oleh perlakuan tidak menyenangkan yang harus diterima.

Ini kisah sedih Badingah (28). Seperti diwartakan The Strait Times, Badingaah mengalami penderitaan luar biasa akibat kekerasan empat warga apartemen di Jalan Minyak, Singapura.

Tersangka utama adalah Nur Rizan Mohd Sazali, remaja berusia 18 tahun. Nur dituduh mencabut dua gigi depan Badingah di apartemen itu. Dia dibantu ibunya Maselly Abdul Aziz, 37, dan majikan Badingah, Elsa Elyana Said, 24. Kakak Nur, Muhammad Iz'aan, 19, juga terlibat dalam penyiksaan itu.

Penyiksaan itu terjadi tahun lalu, antara 2 Juni hingga 26 Juli. Badingah yang bekerja pada Elsa sejak September 2006 itu kini di bawah perlindungan Kedutaan Besar Indonesia di Singapura. Yang dilakukan keempat warga Singapura itu memang sadis. Nur dituduh memukuli Badingah menggunakan tali dan tongkat besi. Lalu menyiramkan lilin panas ke kepala perempuan malang itu. Agar Badingah tidak berontak, mereka mengikat kedua tangannya dengan mantel mandi.

Maselly tak kalah kejam. Selain memukul kepala Badingah dengan tali besi, dia juga menyiramkan air panas pada alat vital perempuan Indonesia itu. Maselly juga mengancam akan membunuh Badingah. Menurut polisi, saat itu Maselly menodongkan dua bilah pisau. Persidangan akan dimulai pada 27 Maret mendatang. Jika terbukti, keempatnya terancam hukuman tujuh tahun penjara.

Peristiwa ini bukan yang pertama bagi TKW Indonesia di Singapura. Dua pekan lalu, sekeluarga dikenai dua hingga 32 dakwaan telah menyiksa pembantu rumah tangga mereka yang berasal dari Indonesia.

Pelakunya pasangan Malaysia Loke Phooi Ling, 37, dikenai 32 tuntutan. Sedangkan suaminya, Stanley Kuah Kian Chong, seorang eksekutif bank berumur 37 tahun, menghadapi tiga tuntutan. Pasangan ini, dibantu ibu Ling, Teng Chen Lian, 66. Penyiksaan itu berlangsung antara Mei dan Juni 2007. Di Singapura terdapat lebih dari 140.000 pembantu rumah tangga asing. Sebagian besar berasal dari Indonesia, Filipina, dan Srilanka. (afp/kis/sry)

Tidak ada komentar: